Gowa, Mitrabuser.com, Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat strategi peningkatan produksi pangan nasional melalui pelaksanaan Rapat Koordinasi Percepatan Capaian Luas Tambah Tanam (LTT) yang digelar di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, Rabu (18/6).
Tujuan utama dari rapat koordinasi ini adalah menyamakan persepsi dan mengakselerasi pelaksanaan percepatan tanam, khususnya di tengah tantangan perubahan iklim dan politik global.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya ketahanan pangan nasional dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan krisis geopolitik. Hal ini dilakukan untuk memastikan keberlanjutan pangan nasional di masa depan.
"Pemerintah melakukan percepatan program swasembada untuk menjaga ketahanan pangan nasional di tengah ancaman perubahan iklim dan krisis geopolitik," kata Mentan.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menyampaikan bahwa mewujudkan swasembada pangan ini tidak bisa sendirian, kita harus terus bergandengan tangan dengan semua pihak.
“Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi melalui peningkatan produktivitas, penggunaan benih unggul, teknologi lainnya dan inovasi. Sementara ekstentifikasi kita dorong oplah pada lahan rawa dan cetak sawah rakyat,” papar Idha.
Rapat dibuka langsung oleh Kepala Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP), Fadjry Djufry selaku Pj. Swasembada Pangan Sulsel. Pria yang disapa dengan Prof. Fadjry ini menyebut bahwa capaian LTT di Sulawesi Selatan cukup membanggakan yaitu Secara nasional berada di peringkat II. Menurutnya, capaian ini merupakan sinergi dan kolaborasi bersama.
"Bapak presiden juga menaikkan harga gabah menjadi Rp. 6.500 per kilogram, saya mendapatkan laporan, hampir semua bersinergi dan bahu membahu agar gabah yang dijual petani sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah," ujarnya.
Lanjut Prof. Fadjry, dengan naiknya harga gabah tersebut petani merasa senang dan bersemangat, sehingga petani juga bisa semangat menanam.
Tidak hanya itu, saat ini telah tersedia varietas padi baru dengan umur pendek, yaitu sekitar 80–90 hari. Sementara varietas yang saat ini umum ditanam (inpari 32) memiliki umur panen 115–120 hari.
Selain masa panennya lebih singkat, varietas baru ini juga memiliki produktivitas tinggi, mencapai 9 ton per hektar. Oleh karena itu, penggunaan varietas tersebut akan didorong untuk meningkatkan hasil produksi.
Kepala Pusat Pendidikan Kementan, Muhammad Amin selaku Pj. LTT di Kabupaten Takalar, Jeneponto, Bulukumba dan Sinjai mengatakan, target LTT dari ke empat kabupaten masih ada kabupaten yang belum mencapai target sehingga diperlukan konsolidasi untuk percepatan sehingga diharapkan semuanya dapat mencapai target.
"Karena di bulan Mei, semua kabupaten telah mencapai target dan kita harapkan di bulan Juni juga sama, tentu perlu ada strategi-strategi yang dilakukan agar Luas Tambah Tanam bisa berjalan dengan baik," sebutnya.
Turut hadir pada rapat ini yaitu Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kepala Pusat Pendidikan Kementan, Kepala BBPP Batangkaluku, Direktur Polbangtan Gowa, Kepala Dinas yang membidangi pertanian Bulukumba, Sinjai, Jeneponto dan Takalar yang hadir bersama penyuluhnya, serta jajaran TNI.