Selain Tegas dan Disiplin, Rajiun Penggebrak Pembangunan Yang Dinilai Cocok Memimpin Muna -->

 


Translate


Selain Tegas dan Disiplin, Rajiun Penggebrak Pembangunan Yang Dinilai Cocok Memimpin Muna

Sabtu, 28 November 2020




Muna (Sultra), Mitrabuser.com, -Calon bupati Muna Laode M Rajiun Tumada yang berpasangan dengan H. la Pili sebagai wakilnya merupakan pemimpin yang tegas dan disiplin serta penggebrak pembangunan yang dinilai cocok untuk memimpin Muna kedepan. 

Beliau dijuluki sebagai bapak pelopor pembangunan setelah berhasil melakukan gebrakan pembangunan di Muna Barat dalam kurun waktu yang singkat.

Betapa tidak, selama menjabat menjadi bupati di Muna Barat dirinya sudah menuntaskan 80 persen dari visi misinya. Selain itu, dengan kebijakannya yang pro rakyat sehingga berbagai macam penghargaan baik lokal maupun nasional berhasil diraihnya. 

Gebrakan pembangunan dimaksud mulai dari pembangunan infrastruktur dasar jalan yang dihitamkan sepanjang 786. Kemudian pembangunan jembatan, irigasi, sarana prasarana pertanian, perikanan, perhubungan dalam hal ini peningkatan sarana prasarana Bandara Sugimanuru. 

Juga pemberian pakaian sekolah gratis untuk seluruh siswa SD dan SMP baik negeri maupun swasta, pemberian tunjangan perbaikan penghasilan (TPP) bagi ASN, program buku nikah gratis dan lainnya. 

Hal itu menjadi barometer sehingga masyarakat Muna menginginkan dirinya manjadi Bupati Muna dengan dibuktikannya hasil survei BSI dimana Paslon berakronim RAPI itu unggul dari petahana.

Juru Bicara Rapi, Wahidin Kusuma Putra (WKP) mengatakan elektabilitas RaPi yang unggul atas petahana disebabkan karena karakter dan gaya kepemimpinan Rajiun Tumada lebih dibutuhkan oleh masyarakat Muna. Selain itu, program unggulan yang ditawarkannya dinilai lebih realistis oleh masyarakat Muna. 

"Beliau (Rajiun) punya karakter kepemimpinan yang tegas dan disiplin dalam memimpin. Saya yakin masyarakat Muna lebih menyukai karakter pemimpin seperti Rajiun dibanding petahana yang tidak memiliki ketegasan sehingga seringkali masyarakat dibingungkan dengan kebijakan Bupati yang terang - terangan ditentang oleh bawahannya. Kita sebut saja misalnya soal kebijakan tambahan psikotes dalam seleksi CPNS kemarin, Bupatinya ngomong A, Kadisnya Sukarman ngomong B, masyarakat dibuat bingung, yang mana yang harus dipercaya," jelas Wahidin. 

WKP melihat dampak ketidaktegasan Rusman Emba dalam memimpin Muna sangat kental. Karakternya yang tidak tegas menjadikan beliau dinilai plin plan dalam menjalankan program kerjanya. 

"Beberapa waktu lalu , Rusman Emba bermanuver untuk merubah RPJMD. RPJMD itu dirubah karena beberapa pekerjaan proyek yang sudah dan sedang dilaksanakan tidak masuk dalam RPJMD, salah satunya adalah pekerjaan penimbunan laut di Motewe termasuk program pariwisata dengan jargon "mai te wuna" juga belakangan baru masuk dalan RPJMD perubahan. Ini kan lucu," lanjutnya.

WKP juga menyebutkan petahana bekerja tak sesuai program dan visi misi yang dijanjikan saat kampanye Pilkada tahun 2015 lalu, makanya banyak janji politiknya yang tidak dipenuhi. Karakter seperti itulah yang membuat masyarakat Muna meninggalkan Rusman dan beralih mendukung RaPi. 

"Sebagian besar masyarakat Muna menginginkan perbaikan jalan yang sudah lama rusak parah, terpenuhinya kebutuhan air bersih dan berbagai program infrastruktur dasar lainnya dan itu yang dijanjikan Rusman hingga akhirnya dia terpilih pada pilkada 5 tahun lalu. Sayangnya Rusman mengabaikan janji serta visi misinya. Dan ini jelas sangat melukai hati masyarakat Muna," katanya. 

Dibanding Rajiun lanjut WKP, ia dinilai lebih tegas, disiplin juga komitmen serta merakyat dalam menjalankan visi misi serta janji politiknya. RPJMD sebagai patron pembangunan visi misi tidak berubah sehingga apa yang dijanjikannya hanya menunggu waktu pasti akan terlaksana sebelum masa jabatannya berakhir, meski saat ini beliau mundur dari jabatannya sebagai Bupati Muna Barat tetapi yang menjadi patron itu adalah RPJMD dari visi misi Rahmat-nya Mubar. 

"Beliau tegas dan disiplin serta komitmen. Setiap awal pekan dan akhir tahun berjalan selalu mengevaluasi kinerja bawahannya apakah pembangunan yang dilakukan sudah sesuai atau tidak dengan visi misi Rahmat-nya Mubar, " ucap Wahidin. 

Wahidin juga memaparkan bahwa program kerja yang ditawarkan paslon RaPi lebih realistis. Realistis dari segi anggaran, masa jabatan, sinkronisasi dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat juga realistis dalam kerangka mendorong kemajuan daerah dan  kesejahteraan masyarakat. 

Kita ambil contoh misalnya program perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan. Ini masalah klasik masyarakat Muna yang belum mampu dipenuhi sejak jaman Ridwan Bae. Di era Dokter Baharudin hanya menjadi sebatas janji pun di era Rusman Emba sama sekali tidak tersentuh. 

"Sebaliknya masyarakat Muna menilai Pak Rajiun mampu berkomitmen melakukan perbaikan jalan dan jembatan ini sebab di Muna Barat dia sudah membuktikan itu hanya dalam 3 tahun dengan panjang 786 KM dibanding Muna yang hanya sekitar puluhan KM, " pungkasnya. 

Selain itu, kebijakan Rajiun dibidang pendidikan patut diapresiasi. Hal itu terbukti Rajiun mendapatkan penghargaan Diwa Praja Nugraha dari PGRI pusat.

"Selain itu kebijakannya terhadap peningkatan kapasitas ASN melalui pemberian TPP untuk ASN, sangat menyentuh kebutuhan dasar ASN yang memang penghasilannya belum mampu memenuhi kebutuahan hidup mereka. Tunjangan Perbaikan Penghasilan ini juga menjadi faktor utama banyaknya ASN Muna saat ini yang diam - diam mendukung paslon RaPi. Satu contoh lagi misalnya soal honor pegawai sara dan imam masjid, yang dijanjikan oleh Rajiun akan naik jumlahnya seperti di Kabupaten Muna Barat. Program kerja lainnya juga sama sangat realistis dan menyentuh kebutuhan masyarakat." tandasnya. (AM).