Soppeng, Mitrabuser.com, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Soppeng kembali menunjukkan komitmennya dalam membantu masyarakat melalui penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) tahun 2025.
Kegiatan ini digelar pada Rabu, 25 Juni 2025, di halaman Rumah Jabatan Bupati Soppeng, dan menyasar tiga kecamatan, Lalabata, Ganra, dan Donri-Donri.
Sebanyak 330 orang menerima bantuan, terdiri dari 230 Mustahik, 100 siswa dan santri, serta 2 penerima bantuan Rumah Layak Huni (RLH).
Dua penerima RLH adalah Mardini, warga Mamgkawani, Kelurahan Bila, dan Mastang, warga Bila Tungkee, Kelurahan Botto.
Keduanya menerima bantuan secara simbolis dalam bentuk penyerahan kunci rumah.
Ketua BAZNAS Soppeng, Satturi, S.Pdi, M.Pdi, dalam laporannya menjelaskan bahwa penyaluran ini menjadi kegiatan perdana di tahun 2025.
Bantuan diberikan secara merata dengan rincian:
Lalabata: 100 mustahik dan 50 siswa/santri.
Donri-Donri: 90 mustahik dan 30 siswa/santri.
Ganra: 40 mustahik dan 20 siswa/santri.
Satturi menambahkan bahwa bantuan bagi mustahik berupa uang tunai, beras, dan paket sembako, sementara siswa dan santri mendapatkan uang tunai dan perlengkapan sekolah.
βPenyaluran ZIS ini merupakan bentuk kepedulian kami kepada masyarakat, dan akan terus dilaksanakan secara berkala, termasuk jika terjadi bencana,β ungkap Satturi.
Ia juga mengungkapkan bahwa penyaluran berikutnya akan berlangsung di Kecamatan Lilirilau pada 8 Juli, Liliriaja dan Citta pada 15 Juli, Marioriawa 17 Juli, dan Marioriwawo pada 22 Juli 2025.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Soppeng, Dra. Hj. Andi Nurlina, M.Si, Ketua TP PKK Hj. Suarni Suwardi, perwakilan Kemenag, jajaran BAZNAS, TNI/Polri, camat, kepala KUA, penyuluh agama, dan para ketua UPZ dari ketiga kecamatan.
Dalam sambutannya, Andi Nurlina menyampaikan apresiasi kepada para Muzaki (donatur) yang telah menyalurkan ZIS-nya melalui BAZNAS.
βSemoga menjadi ladang pahala dan membawa berkah bagi semua,β ucapnya.
Sementara itu, Ketua BAZNAS juga menyampaikan bahwa meski tahun ini lembaga yang dipimpinnya memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dalam audit tahunan, hal tersebut disebabkan karena satu program belum terlaksana, yakni program jaminan sosial tenaga kerja bagi pengurus.
"Program itu ditunda karena kami tidak ingin menimbulkan kesan bahwa pengurus Baznas dibayarkan dari dana umat," jelasnya.
Menutup laporannya, Satturi berharap agar para penerima manfaat tidak selalu bergantung pada bantuan.
βJika suatu saat tidak lagi menerima, bersyukurlah, karena itu berarti kita telah cukup mampu dan sudah waktunya menjadi muzaki,β pungkasnya.
(Red)
