Begini Inovasi Cara Tingkatkan Pemahaman dan Minat Siswa-siswi pada Pembelajaran Matematika di SDN 7 Salotungo -->

 


Translate


Begini Inovasi Cara Tingkatkan Pemahaman dan Minat Siswa-siswi pada Pembelajaran Matematika di SDN 7 Salotungo

Senin, 03 Juni 2024


Soppeng, Mitrabuser.com, Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan minat Siswa-siswi terhadap pembelajaran Matematika di SDN 7 Salotungo berbagai inovasi yang dilakukan, hal itu di sampaikan Kepala Sekolah Abdul Asis dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/6/2024). 


Kepala sekolah SDN 7 Salotungo Abdul Asis menyebut inovasi tersebut diantaranya, Penggunaan Macam-Macam Alat Ukur Panjang oleh Mardayanti, S. Pd,  Metode JARIMATIKA oleh Hasnawati, S. Pd, Metode Corong Hitung oleh Andi Wahdiati, S. Pd SD.


Kepala Sekolah Abdul Asis, S. Pd I bersama Pengawas Gugus 1 Soppeng, Sudirman, S. Sos S. Pd mendukung penuh upaya ini demi meningkatkan pemahaman dan minat siswa terhadap matematika.


Kepala Sekolah Abdul Asis, S.Pd I, mengatakan bahwa "Inisiatif-inisiatif seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 


"Kami selalu mendukung upaya guru-guru dalam menciptakan metode yang kreatif dan efektif." 


Sementara itu, Pengawas Gugus 1 Soppeng, Sudirman, S. Sos S. Pd memberikan apresiasinya yang menurutnya, "Metode-metode pembelajaran yang inovatif ini sangat membantu siswa belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan bermakna.


"Saya sangat mendukung langkah-langkah positif yang dilakukan oleh para guru di SDN 7 Salotungo."ujarnya.


"Dengan berbagai metode kreatif ini, diharapkan siswa-siswi SDN 7 Salotungo dapat memiliki pemahaman yang lebih baik dan mendalam tentang matematika, serta meningkatkan prestasi mereka dalam mata pelajaran ini, tandas Sudirman.  


Penggunaan Macam-Macam Alat Ukur Panjang oleh Mardayanti, S. Pd


Ibu Mardayanti, S. Pd, guru kelas II A, memperkenalkan berbagai macam alat ukur panjang kepada siswa-siswinya, baik yang baku maupun tidak baku. 


Alat ukur baku seperti penggaris, meteran, dan pita ukur digunakan bersamaan dengan alat ukur tidak baku seperti jengkal tangan, langkah kaki, dan depa. 


"Pembelajaran ini memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk memahami perbedaan antara alat ukur standar dan non-standar serta pentingnya akurasi dalam pengukuran.



"Saya ingin siswa-siswi memahami konsep pengukuran panjang dengan cara yang nyata dan menyenangkan," ujar Ibu Mardayanti.


Metode JARIMATIKA oleh Hasnawati, S. Pd


Di kelas II B, Ibu Hasnawati, S. Pd, memperkenalkan metode JARIMATIKA untuk memudahkan siswa memahami perkalian 1-10. 


Metode ini menggunakan jari tangan sebagai alat bantu untuk menghitung perkalian, membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif dan menyenangkan. Siswa dapat dengan mudah memvisualisasikan dan menghafal tabel perkalian melalui gerakan tangan.


"Metode JARIMATIKA sangat membantu siswa yang kesulitan menghafal perkalian. Dengan cara ini, mereka bisa belajar sambil bermain," kata Ibu Hasnawati. Metode ini telah menunjukkan hasil yang positif, dengan banyak siswa yang kini lebih cepat dan tepat dalam melakukan perkalian.


Metode Corong Hitung oleh Andi Wahdiati, S. Pd SD


Sementara itu, di kelas II C, Ibu Andi Wahdiati, S. Pd SD, menggunakan metode corong hitung untuk mengajarkan konsep perkalian dan pembagian. 


"Corong hitung, alat peraga berbentuk corong yang diisi dengan bola-bola kecil, membantu siswa memahami proses perkalian dan pembagian secara visual dan kinestetik. 


"Dengan memasukkan bola ke dalam corong sesuai bilangan yang dikalikan atau dibagi, siswa dapat melihat hasilnya secara langsung.


"Dengan corong hitung, siswa bisa melihat dan merasakan langsung proses matematika, membuat mereka lebih mudah memahami dan mengingat konsep dasar," jelas Ibu Andi Wahdiati. 


Para siswa-siswi kelas II C sangat menikmati metode ini, yang membuat belajar matematika menjadi lebih menarik dan mudah dipahami.


(Red)