Melihat Filosofis Pembangunan Tugu, Ini Arti dan Simbol Pembangunan Tugu di Mubar -->
Senin, 30 Juni 2025

 


Translate


Melihat Filosofis Pembangunan Tugu, Ini Arti dan Simbol Pembangunan Tugu di Mubar

Rabu, 18 November 2020


Bangunan Tugu di Kabupaten Muna Barat (Foto AM). 


Muna Barat (Sultra), Mitrabuser.com, - Koordinator Media center pembangunan PUPR Mubar, Surachman menuturkan tugu telah menjadi bagian dari seni arsitektur dunia sejak dulu kala yang dapat berfungsi sebagai simbol, penanda sebuah peristiwa atau bahkan tak memiliki nilai historis sama sekali.


Ia bertutur cerita tentang tugu selalu mewarnai sejarah peradaban manusia sejak zaman Nabi hingga saat ini, tugu telah menjadi simbolisasi perkembangan  arsitektur peradaban manusia.


"Jika kita menilik sedikit tentang sejarah Kota Mekah yang perannya sebagai sebuah Tanah Suci, Mekah begitu diproteksi. Mereka yang non-muslim dilarang untuk memasuki kota ini. Karena itu, dibangunlah tugu-tugu sebagai penanda sekaligus pembatas kota ini dengan wilayah-wilayah lain di luarnya," kata Surachman melalui whatsapp, Rabu, 18 November 2020.


Lanjutnya, tak jauh dari Kota Suci Makah juga terdapat Bukit Jabal Rahmah yang mana pada bukit tersebut kita dapat melihat Tugu Jabal Rahmah yang merupakan sebuah monumen yang mengingatkan ketika Nabi Adam dan Hawa bertemu setelah 200-300 tahun terpisah.


Di Indonesia pun cerita tentang bangunan Tugu sejak zaman dahulu mewarnai sejarah perkembangan bangsa ini. Ketika zaman Presiden Sukarno berbagai Tugu dibangun untuk menandai sebuah peristiwa, dan ketika itu yang paling spektakuler adalah pembangunan Tugu Nasional yang saat ini lebih dikenal dengan Tugu Monas, lanjutnya.


Surachman menjelaskan seperti yang dituliskan dalam laporan Tirto bahwa "Menurut Susan Blackburn dalam Jakarta: Sejarah 400 Tahun (2011: 231), ambisi Sukarno membangun Tugu Nasional sebenarnya sudah muncul sejak 1958. Sejak saat itu harapan Sukarno menjadikan Jakarta sebagai pusat segala kemegahan arsitektur kerap diulang dalam berbagai kesempatan, khususnya dalam pidato resmi peringatan kemerdekaan dan perayaan HUT Kota Jakarta.


“Dengan Tugu Nasional itu hendaknya tiap-tiap kapal udara yang memasuki Jakarta dari jauh sudah dapat melihat pusat bangsa Indonesia yang kuat, yang besar dan yang sentosa," kata Sukarno seperti dikutip Rosihan Anwar dalam Sukarno, Tentara, PKI: Segitiga Kekuasaan Sebelum Prahara Politik, 1961-1965 (2006: 53)," cerita Surachman.


Begitu pula dengan Muna Barat hari ini yang memiliki berbagai jenis tugu dengan ornamen yang berbeda beda, juga merupakan sebuah penanda yang disesuaikan dengan karakter dan potensi kewilayahan lokasi dimana tugu berdiri.

Ia menyebut kondisi tugu di Muna Barat hari ini yang begitu indah pada malam hari karena dihiasi oleh lampu lampu kedap kedip makin membuat suasana semarak dan hidup di waktu malam. Ini menunjukan geliat masyarakat dan pembangunan Muna Barat yang dari hari ke hari semakin baik dan memberi harapan akan hadirnya kesejahteraan.


"Optimisme selalu muncul jika kita memandang tugu kuda yang berdiri tangguh di Lakalamba, suasana lain juga akan menunjukan jika kita memandang Tugu Sarung yg merupakan simbolisasi kearifan lokal masyarakat sekitar Kec. Barangka yang memiliki keahlian dalam menenun (Bahasa Muna : demooru)," paparnya.


Lanjutnya lagi, ia menjelaskan disaat yang lain kita akan kembali memiliki harapan jika kita melihat Tugu Padi, Tugu Jeruk atau Tugu Rambutan di kawasan Tiworo Raya yang ingin menyampaikan kepada khalayak bahwa Muna Barat yang merupakan miniatur Indonesia juga merupakan daerah yang gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo yang merupakan ungkapan yang menggambarkan bahwa Muna Barat memiliki kekayaan alam yang berlimpah dan keadaannya yang tenteram.


Surachman menyatakan kita memang sengaja tak menggunakan drum bekas pada setiap persimpangan jalan.


"Karena memang selain merusak estetika juga tidak lazim digunakan sebagai fungsi pengaturan lalu lintas. Oleh karena itu dibangunlah tugu permanen untuk menghilangkan untuk mewujudkan fungsi estetika, pengaturan lalu lintas, sosial budaya," ungkap Surachman, Rabu, 18 November 2020.


Surachman menambahkan selain itu, tugu juga berfungsi sebagai land mark yang menunjukkan ciri khas setiap wilayah di Muna Barat.


"Jadi jika ada anggapan bahwa pembangunan tugu adalah mubazir itu merupakan wujud ketidakpahaman mereka terhadap fungsi tugu yg sesungguhnya," tutupnya. (AM). 

Loading